GoodNewsSurabaya.ID – Sebuah kisah inspiratif datang dari wali murid sekolah SD Muhammadiyah 12 Surabaya, mereka rela menyumbangkan emas dan perhiasan untuk membiayai renovasi gedung sekolah yang diperkirakan menelan biaya hingga 1,4 milyar rupiah. Sedangkan dana yang dimiliki sekolah 50% dari biaya yang dibutuhkan.
“Syukur Alhamdulillah atas perhatian dan sumbangsih para wali murid, yang turut membantu pendanaan renovasi gedung dengan estimasi 1,4 milyar, karena dana yang tersedia baru ada 750 juta,” jelas Bayu Swara Saputra, S.Pd selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah 12 Surabaya (Dubes).
Bayu menyadari bahwa saat ini kondisi ekonomi nasional dan dunia terjadi krisis, akibat pandemic covid-19. Krisis ekonomi tersebut pastinya juga berimbas pada keluarga orang tua siswa. Namun, karena kepedulian dan keimanan mendorong wali murid rela berkorban menyumbangkan harga bendanya di jalan Allah SWT.
“Saat pertemuan wali murid (zoom meeting) berhasil terkumpul infaq sebesar 26 juta. Selang beberapa hari kemudian ada 2 wali murid yang berinfaq sekaligus meminjami emas batangan dan perhiasan,” ungkap Bayu.
Ada wali murid kelas 6 yang berinfaq 5 gram emas lempeng dan meminjamkan emas batangan 24 karat seberat 30 gram. Selanjutnya muncul wali murid kelas 3 yang berinfaq 2 buah cicin emas dan meminjamkan perhiasan beberapa gelang total beratnya 44 gram dengan kadar emas 85%.
“Kami menerima infaq dan pinjaman dalam bentuk apapun. Tentunya akad dan aturan mainnya harus sesuai syar’i kaidah Islami (tanpa riba),” tegas Bayu.

Melakukan renovasi bangunan sekolah, tepatnya membangun kembali gedung lama 2 lantai menjadi 3-4 lantai, sungguhnya pilihan sulit bagi SD Muhammadiyah Dubes karena terjadinya pandemi. Tapi di sisi lain kondisi gedung lama sangat kurang layak dan sering tergenang saat hujan.
“Gedung itu bangunan era 60-70an yang kusam dan tidak layak. Apalagi lantai gedung lama itu lebih rendah setengah meter dari lantai bangunan sekitarnya sehingga saat hujan, air semuanya menuju ke situ,” kata Bayu.
Alasan lainnya. Dua ruang kelas di lantai 2 gedung lama setahun ini jadi gelap dan tidak ada sirkulasi udara akibat dibangunannya tembok rumah penduduk yang berada tepat di teras lantai 2, yang menghadap kea rah timur.
“Jadi, mau tidak mau kami harus merenovasi demi kenyamanan siswa saat belajar di sekolah. Walaupun saat ini terjadi pandemi dan krisis ekonomi juga dana yang ada baru 50%. Insyaallah pasti ada jalan,” pungkas Bayu.(*)
Nonton video beritanya klik youtube di bawah ini.