GoodNewsEDU.id (SURABAYA) – Berawal dari niatan ingin mencerdaskan generasi penerus bangsa, Takmir Masjid AT Taqwa Banjar Sugihan Surabaya ingin dirikan lembaga pendidikan dengan memanfaatkan lahan kosong 100 meter dari lokasi masjid. Lahan kosong ini berupa tanah rawa yang bertahun-tahun menjadi tempat pembuangan sampah.
“Keinginan warga tercapai dengan berdirinya sekolah TK At Taqwa pada tahun 1998, disusul berdiri pula Yayasan Pendidikan dan Sosial Masjid At Taqwa Banjar Sugihan. Namun saat saya masuk ke sini tahun 2001, lahan sekolah TK At Taqwa masih tampak tumpukan sampah di sana-sini,” kenang Muslimah, SPd selaku Kepala Sekolah TK At Taqwa dan TPA.
Lanjut Muslimah, setelah masuk (2001) dia langsung melakukan pembenahan dengan dukungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Masjid At Taqwa. “Mengingat lahan sekolah merupakan aset milik Pemkot Surabaya. Alhamdulillah, kami mendapatkan izin dari Pemkot untuk memperbaiki lahan kosong demi pengembangan fasilitas pendidikan dan aktivitas masjid At Taqwa,” ungkap Muslimah.
Kini, lahan TK-TPA At Taqwa Banjar Sugihan Surabaya tampak lebih rapi dan luas untuk mendukung kegiatan sekolah dan aktivitas masjid. Misalnya, pelaksanaan kegiatan-kegiatan peringatan hari besar Islam, seperti pelaksanaan pemotongan dan pembagian hewan kurban saat Idul Adha.

Pendirian Yayasan Pendidikan dan Sosial Masjid At Taqwa Banjar Sugihan sejak awal pingin membentuk sekolah TK dan TPA. Konsepnya ingin pengembangan pelajaran umum dan kitab. Visi misinya diharapkan akhlak Islami anak-anak itu bisa terbawa ke jenjang sekolah berikutnya hingga terpatri jadi karakter pribadi.
Selain pendidikan sesuai kurikulum, TK At Taqwa juga fokus pada konsep agama dan akhlak. Apalagi secara laporan di Dinas Pendidikan Kota Surabaya dikenal sekolah berbasis Islami harus dilebihkan dengan dibandingkan sekolah umumnya.

“Khusus soal agama, Alhamdulillah guru sekolah ini mampu bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan fasih. Jadi saat memberikan pembelajaran agama dan membaca Al Qur’an tingkat TK awal-awal itu insyaallah bisa. Target kemampuan siswa minimal bisa mengenal huruf hijaiyah paham serta membaca surat-surat pendek,” tutur Kepala Sekolah yang pernah bertugas di Aceh ini.
Muslimah merupakan pendatang dari Aceh. Kebetulan ia berpindah karena ikut suaminya, yang sebelumnya berdinas di Balitbang Dinas Pertambangan Provinsi Aceh, kemudian pindah tugas ke Balitbang Dinas Pertambangan Provinsi Jawa Timur.
Lanjut PAGE 2
IG : https://www.instagram.com/mim23sby
WA : https://wa.me/message/WGSHJ6C7PGONC1
KATALOG : http://tinyurl.com/mim23-katalog