GoodNewsSurabaya.ID – Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat SDN Sidotopo Wetan 1/255 Surabaya untuk merealisasikan komitmennya menjadi sekolah yang mampu memproduksi pupuk cair untuk kepentingan sendiri hingga bisa dijual ke pasaran.
Peraih terbaik ke-2 Sekolah Adiwiata kota Surabaya tahun 2021 tingkat SD/MI ini tampak begitu hijau dan asri dengan banyak tanaman di setiap sudut gedung sekolahnya yang berlantai 3. Otomatis kebutuhan akan pupuk wajib bagi sekolah ini hingga memunculkan gagasan ingin ber-swasembada pupuk.
Ide itu datang dari M. Ismail. S.Pd, selaku kepala sekolah SDN Sidotopo 1/255 Surabaya, resmi menjabat mulai Juli 2020 langsung memetakan kebutuhan serta menganalisa kelebihan dan kekurangan sekolahnya, termasuk prihal lokasi sekolah dekat dengan pasar.
“SDN Sidotopo Wetan 1 dan SDN Sidotopo Wetan 2 baru dimerger Mei 2020 dan saya masuk Juli 2020. Salah satu potensi dari sekolah ini karena lokasinya dekat pasar. Saya ingin mengambil sampah dari pasar bisa diolah di sekolah menjadi pupuk cair untuk menyuburkan tanaman di sini,” terang Ismail.

Sebenarnya gagasan itu akan melibatkan seluruh warga sekolah, namun adanya pandemi untuk sementara produksi pupuk cair hanya melibatkan guru dan petugas kebersihan sekolah.
“Saya mengawal langsung proses produksi pupuk cair ini. Ke depan saat siswa bisa kembali belajar di sekolah produksinya akan melibatkan peran serta siswa dan wali murid, mereka bagian dari warga sekolah agar bisa ikut memiliki,” jelas Ismail.
Proses produksi diawali dengan gerakan “Grebek Sampah”, mengambil sampah organik dari pasar Sidotopo Wetan untuk dimasuk ke tong plastik yang telah dimodifikasi.
“Tahap awal kami mendapat bantuan 1 gerobak dari DKRTH untuk mengambil sampah dan 3 buah tong plastik 120 liter yang kami modifikasi sendiri sebagai alat pengolahan atau pembusukan sampah untuk menghasilkan tetesan endapan menjadi pupuk cair,” aku Ismail.
Ke depan, SDN Sidotopo Wetan 1/255 Surabaya akan lebih serius mengembangkan produksi pupuk cair dengan membuat alat produksi tong plastik hingga 20 buah agar mampu tampung banyak sampah pasar berbanding lurus dengan pupuk cair yang dihasilkan.
“Pupuk yang dihasilkan saat ini selain untuk tanaman juga bisa jadi biang untuk menghasilkan pupuk cair lagi dengan mencampurnya di sampah. Jika ada tong plastik 20 buah diharapkan mampu menghasilkan pupuk cair 1 liter per hari,” Kata Ismail.
Harga pupuk cair organik ala SDN Sidotopo Wetan 1/255 rencananya dibandrol 5 ribu hingga 10 ribu per liter, dijamin bisa menyuburkan tanaman dan tanah karena terbebas dari bahan kimia. Sekolah yang beralamat di jalan Sidotopo Wetan 1 Luar No. 1 Sidotopo Wetan, Kenjeran, Surabaya, ini siap memproduksi pupuk cair terbesar di kota Surabaya.

Runner Up III Pangeran Lingkungan Hidup 2020 (KANAN)
Konsep sekolah hijau di SDN Sidotopo Wetan 1/255 Surabaya selain mengembangkan pupuk cair, juga mengembangkan budidaya sayuran secara hydroponic juga budidaya ikan lele. Bahkan sekolah ini memiliki kebun hidroponik dan kolam lele di atas bangunan sekolah berlantai 3 (rooftop).
“Hampir seluruh sudut sekolah SDN Sidotopo Wetan 1/255 kami manfaatkan untuk produksi pupuk cair, budidaya lele dan sayuran hidroponik. Khusus sayuran hidroponik disesuaikan dengan kondisi cuaca untuk sementara belum kami aktifkan,” pungkas Ismail. (*)
Saksikan video berita di bawah ini