GoodNewsSurabaya.ID – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di kota Surabaya rencananya dimulai Juli 2021 masih dalam kajian, apakah bisa dilakukan atau ditunda mengikuti perkembangan pandemi Covid-19 yang fluktuatif.
Kabar kemungkinan dibukanya lagi PTM disambut gembira banyak sekolah termasuk bagi SDN Gundih Surabaya. Uniknya, para guru di sekolah ini gembira lantaran kangen banget bisa melatih kemandirian siswa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
“SDN Gundih Surabaya satu-satunya sekolah inklusif di kecamatan Bubutan sejak 2009, tahun ini kami miliki 54 siswa ABK dari total 630 siswa. Setahun sudah kami tidak bisa face to face melatih kemandirian anak-anak ABK”, ungkap Meilla selaku guru pendamping khusus siswa inklusif sejak 2011.
Perasaan yang sama juga diungkapkan Ahmad Rodhi guru kelas 3 SDN Gundih.
“Semua guru kelas di sini wajib menjadi guru pendamping siswa inklusif. Tiap tahun semua guru kelas wajib mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi dan pelayanan untuk siswa inklusif,” terang Rodhi yang antusias menunjukkan sertifikat pelatihan yang barusan diikuti secara online di bulan Juni 2021.

Semua tenaga pendidik di SDN Gundih Surabaya sangat menyayangi siswa ABK. Mereka komitmen tidak pernah ada bullying di sekolahnya. “Demi mepupuk rasa saling menyayangi, sejak masa MOS siswa reguler (siswa normal) ditanamkan kesadaran bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus saling menyayangi,” terang Meilla.
Menurut Meilla, banyak kegiatan dipersembahkan khusus untuk siswa inklusif dalam bentuk lomba-lomba sederhana, tapi sangat bermanfaat bagi pengembangan kognitif siswa ABK. Misal; lomba memakai dan melepas seragam sekolah, lomba memasang sepatu, lomba sikat gigi, lomba cuci tangan, dll.