GoodNewsEDU.id (SURABAYA) – Perjalanan ke destinasi wisata pantai Kenjeran lama Surabaya dari arah Selatan pasti bertemu pertigaan jalan Sukolilo Lor dan Jalan Pantai Kenjeran. Tepat di jalan Pantai Kenjeran No. 1 berdiri komplek sekolah KH Romly Tamim Surabaya, MI dan SMP.
Di belakang gedung sekolah MI dan SMP KH Romly Tamim sejauh 300 meter masuk ke gang ada RA KH Romly Tamim. Lokasi tepatnya di Jalan Tambak Deres Gang 1, No. Bulak, Surabaya. Detailnya, gang Tambak Deres I sejauh 300 meter masuk ke Timur menuju mushola, sekolah TK tersebut di belakang mushola.
“RA atau TK ini berada di belakang Langgar (mushola) Muslimah. Langgar ini dibangun khusus untuk wanita, sudah ada sejak seratus tahun lebih. Konon, untuk memfasilitasi ibadah kaum perempuan setelah dibangunan masjid Al Idris untuk pria,” jelas Ufi Juroidah MPdI, kepala RA KH Romly Tamim.
Selain keberadaan mushola khusus wanita, ikonik lainnya di RA KH Romly Tamim yakni adanya tembok pemisah dan pintu masuk seperti pesantren kuno atau perguruan kungfu di film-film jadul Mandarin. “Tembok itu uda ada sejak dulu untuk mengisolir area pendidikan dari lalu lalang warga,” celetuk Ufi.

Pertahankan Pendidikan “Sekolah Kampung”
RA KH Romly Tamim Kenjeran Surabaya telah ada sejak tahun 1986. Sebagai sekolah di tengah perkampungan, sekolah TK ini terus eksis mempertahankan kelestarian style sekolah kampung. “RA KH Romly Tamim dari dulu tetap pakai seragam celana pendek, baju lengan pendek dan rompi untuk siswa laki-laki. Sedang seragam siswi rok tidak terlalu panjang, baju lengan pendek, jilbab dan rompi. Kami melestarikan tradisi itu dan wali murid mendukung,” aku Ufi.
Budaya sekolah kampung yang guyub dan semrawung di RA KH Romly Tamim tetap mengijinkan wali murid untuk menunggu putra-putrinya di teras sekolah, “Siswa kami saat PMB biasanya ditunggui orang tuanya, bahkan yang nunggu nenek atau mbahnya. Kasihan kalo mereka harus pulang dan bolak-balik hanya di jam masuk dan pulang sekolah,” tegas Ufi.

Salah satunya diakui Siti Aisyah, warga kejawan Lor Bulak Surabaya, keempat anaknya bersekolah RA KH Romly Tamim. Anak pertamanya, Ayu Febrianto (23 th) sudah kerja lulusan ITS. Anak keduanya, Farhan Dwi Maulana (20 th), kuliah Adminitrasi Pemerintahan di Unair. Anak ketiganya, Mohammmad Alfin Khoirudin (17 th), sekolah di SMAN 3 Surabaya. Anak Keempatnya, Aida Aisyah Mawadah (6 th) kelas B RA KH Romly Tamim.
“Keempat anak saya sekolah RA KH Romly Tamim. Setiap sekolah, saya selalu menungginya dari masuk hingga pulang. Rumah saya jaraknya agak jauh dari sekolah, ya saya tunggu,” tegas Aisyah.

Pembiasaan Sholat Subuh pakai Qunut
Aisyah sangat percaya RA KH Romly Tamim mampu mendidik dan membangun pondasi keimanan bagi putra-putrinya. “TK ini terbukti membangun pondasi agama anak-anak saya. Di sini anak-anak diajari banjari, silat pagar nusa, doa-doa, mengaji dan sholat berjama’ah,” kata Aisyah.
Senada dengan Aisyah. Salah satu guru RA KH Romly Tamim, Bariya AMd (wali kelas B), mengaku pendidikan aswaja (ke-NU-an) sangat ditekankan di sekolahnya, utamanya prihal sholat. “Setiap hari ada pembiasaan sholat subuh berjama’ah dengan membaca doa qunut,” tegas Bariya, guru RA KH Romly Tamim sejak tahun 2004.

Dulu sebelum pandami, lanjut Bariya, setiap akhir bulan siswa diajak jalan-jalan ke pantai Kenjeran Lama menyusuri jalan dari kampong ke kampung. Di pantai Kenjeran Lama, siswa diajak senam bersama dan fun game, “Setelah senam SKJ di pantai Kenjeran, biasanya siswa diajak main game kucing-kucingan, secara berkelompok saling kejar-kejaran bergantian,” kenang Bariya. (Sambung Halaman 2)
Klik PAGE 2 di bawah!