GoodNewsSurabaya.ID – Pandemi Covid-19 akibatkan hampir 92% sekolah di tanah air harus melakukan pembelajaran secara daring. Tatanan pendidikan cara baru ini tidak otomatis mudah diterima oleh siswa dan wali murid. Seperti di SD Muhammadiyah 12 (Dubes) Dupak Jaya Surabaya, yang terlebih dulu melakukan survey internal, mengukur kesiapan para orang tua dalam pelaksanaan belajar daring.
“Menyambut tahun ajaran baru 2020/2021, yang dipastikan akan dilakukan secara daring, kami menyurvei 3 tingkatan kategori kondisi wali murid yang siap mengadapi daring. Yakni, 1) tidak ada hambatan 2) ada hambatan 3) tidak mampu melaksanakan daring,” terang kepala SD Dubes, Bayu Swara.
Lanjut bayu menerangkan, wali murid kategori tidak ada hambatan, mereka mampu menyediakan hp atau laptop dan wifi di rumahnya. Sedangkan kategori ada hambatan, ketika hp atau smartphone jumlahnya terbatas punya orang tua, tapi bisa dipakai secara bergantian dengan anaknya. Terakhir, kategori keluarga atau wali murid yang tidak mampu melaksanakan daring karena tidak memiliki smartphone dan/atau tidak mampu beli paketan internet.
“Kondisi wali murid SD Dubes 70% terkategori ada hambatan dalam melaksanakan pembelajaran daring. 20% masuk kategori bebas hambatan dan 10% menyatakan tidak mampu melaksanakan pembelajaran daring,” tegas Bayu menunjukan hasil survey internalnnya.
Berdasarkan hasil survey tersebut, akhirnya sekolah Dubes memberikan alternative pembelajaran di rumah selama pandemic. Yakni; pembelajaran secara Live dan Link. Namun keduanya terhubung dalam modul sebagai panduan cara belajar siswa di rumah selama pandemic.
Modul belajar siswa di rumah berisi jadwal pembelajaran dan assement selama 2 Minggu, yang menjadi acuan dalam Belajar Dari Rumah ( BDR ) yang harus diisi oleh siswa lalu diserahkan kepada sekolah setiap dua minggu, “Bila memungkinkan, tiap dua minggu orang tua harus mengumpulkan modul dan mengambil modul baru. Bisa datang secara langsung, bisa via gojek ataupun dikirimkan softfile-nya oleh wali kelas,” rinci Bayu.
SD Dubes lebih mengutamakan pembelajaran Link dibanding Live. Link maksudnya, para guru bisa memberikan materi pelajaran berupa video, voice atau slide powerpoint yang lebih dulu diuploadkan ke Youtube, lalu link youtube disebarkan ke wa group kelas untuk dibuka para siswa atau orang tua. Sedangkan pembelajaran secara live atau tatap muka melalui daring bisa melalui aplikasi zoom atau google meet, harus disepakati dan dikoordinasikan dengan wali kelas masing-masing.
“Melihat kondisi walimurid, SD Dubes mengharapkan para guru agar rajin membuat aneka cara pembelajaran menarik yang di-youtube-kan dan linknya bisa disebarkan ke wa group kelas,” tegas Bayu.
Bayu berharap, agar pembelajaran daring di SD Dubes yang dimulai Senin (20/7/2020) bisa berjalan baik dan tertata dengan keterlibatan aktif para orang tua, “Pandemi ini seakan mengalihkan peran mengajar dan mendidik anak-anak dari para guru (sekolah) dialihkan kepada orang tua di rumah.” (zr/ivn)