GoodNewsSurabaya.ID –Dunia pendidikan di Indonesia alami krisis sejak munculnya Pandemi Covid-19, yang ditandai merosotnya jumlah penerimaan siswa baru di hampir semua jenjang sekolah. Utamanya pada PAUD, KB dan TK karena terkategori bukan “Pendidikan Dasar” yang wajib dijalani setiap anak Indonesia.
Tak heran, PPDB di tahun 2020 kemarin banyak KB-TK alami paceklik. Aneh tapi Nyata, ada lho KB-TK yang malah tutup lebih awal dan menolak calon siswa barunya. Itu terjadi di KB-TK Darussalam yang berlokasi di jalan Nginden II No. 18A, Nginden Jangkungan, Sukolilo, Surabaya.
“Subhanaallah, PPDB tahun lalu sekolah kami tutup sejak bulan Mei 2020, meski ada belasan calon siswa yang mendaftar berikutnya terpaksa kami tolak karena pagu TK kami 60 siswa telah terpenuhi,” ungkap Mufidah, S.Pd selaku kepala sekolah KB-TK Darussalam Nginden.
Mufidah mengaku bersyukur sekolahnya tidak mengalami krisis PPDB saat pandemi. KB-TK yang berdiri sejak tahun 1995 terbukti telah dipercaya masyarakat Ngiden dan sekitarnya. Menurutnya, hal itu tidak lepas dari metode pengajaran dan lulusan KB-TK Darussalam bisa diandalkan.
“Masyarakat di sini percaya, anak-anak lulusan TK Darussalam Nginden dijamin bisa baca, hitung dan hafal doa-doa juga bisa peragakan sholat plus bacaannya. Karenanya semua guru di sini saya tuntut harus kreatif, termasuk saat pandemi,” tegas ibu kepala sekolah yang menjabat sejak 2014.
Tim GoodNewsSurabaya.ID, yang mengunjungi sekolah ini pada Kamis siang (18/3/2021) sekitar dzuhur, menyaksikan sendiri kesibukan keenam guru dan kepala sekolah TK Darussalam yang serius mengoreksi tugas siswa dan mempersiapkan alat peraga untuk pembelajaran esok hari. Tampak beberapa wali murid mengumpulkan buku tugas siswa. Sebab, hari Jum’at menjadi jadwal rutin mingguan para wali murid untuk mengumpulkan sekaligus mengambil buku tugas anak mereka.
“Pandemi ini seluruh pembelajaran kami ubah total. Tiap pagi guru harus buat video pembelajaran durasi 10-15 menit lalu disebarkan ke WA group sekolah. Selanjutnya tiap guru harus VC (video call) ke empat siswa secara bergantian, guna menanyakan apakah mereka paham dan kerjakan tugas sekolah,” terang Mufidah yang mengajar sejak awal berdirinya TK ini.
Umi Sa’adah, guru kelas B di TK Darussalam Nginden, mengaku butuh energi ekstra saat menjalani pembelajaran online untuk anak-anak pra sekolah. Terkadang dia dan guru lain harus ikut membangunkan siswa lewat WA saat muridnya masih tertidur di rumahnya masing-masing.

“Paling sulit saat mengajar kalistung, misal bagaimana praktek berhitung mengunakan jari. Saya harus pelan-pelan menerangkan dan mengulang-ulang prakteknya melalui VC. Padahal saat tatap muka hal itu sangat mudah, tinggal kita raih tangan anak-anak dan menggerakan jari mereka,” celetuk Umi yang juga lulusan Fakultas Teknologi Pendidikan Unesa.
Alasan ini pula yang menyebabkan TK Darussalam Nginden di tahun ajaran 2020-2021 tidak membuka pendaftaran siswa baru untuk Kelompok Belajar (KB) setara PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
“Pendidikan online atau daring tidak bisa diterapkan untuk anak-anak balita, karenanya sementara waktu KB Darussalam kami hentikan sampai situasi menjadi normal,” pungkas Mufidah. (*)
Tonton Video Berita Klik Youtube di bawah ini