GoodNewsEDU.id (SURABAYA) – Kamis pagi (21/04/2022) ada pemandangan berbeda di SDN Wonokusumo V/44 Surabaya ketika seluruh siswa tidak pakai seragam sekolah dan guru tidak berseragam dinas. Namun hari itu para guru dan siswa, dari kelas 1 sampai kelas 6, berbusana aneka warna dan beragam corak khas Nusantara untuk mengikuti peringatan Hari Kartini, yang jatuh setiap tanggal 21 April.
Hari itu SDN Wonokusumo V/44 Surabaya berhias aneka busana khas Nusantara, ada batik, ada kebaya, ada baju koko dan hijab khas Indonesia dll. Selain berhias busana, Kartini’s Day SDN Wonokusumo V/44 Surabaya juga ada aneka lomba. Berapa lomba dibagi sesuai kategori tingkatan kelas, antara lain:
Kelas 1: Lomba mewarnai gambar Kartini. Kelas 2: Lomba membaca puisi. Kelas 3: Lomba menyanyi lagu wajib Kartini. Kelas 4: Lomba menyanyikan lagu bertema Kartini. Kelas 5: Lomba Puisi Kartini. Kelas 6: Lomba membuat poster Kartini.
Otomatis, peringatan Hari Kartini tahun 2022 sangat meriah dan mempunyai nuansa yang berbeda. Mengingat dua tahun kemarin, 2020-2021, bangsa Indonesia dan dunia mengalami pandemi covid-19 setiap orang wajib menjaga jarak interaksi sosial sehingga dilarang berkerumun.

Perayaan hari Kartini di SDN Wonokusumo V /44 Surabaya merupakan perwujudan rasa syukur atas meredanya pandemi sehingga sekolah ini bisa kembali PTM 100% dan bisa adakan kegiatan rame-rame. “Alhamdulillah dan luar biasa, sekolah kami bisa kembali merayakan Hari Kartini yang jatuh di bulan Ramadhan. Kita semua patut bersyukur karena dua tahun kemarin kita tidak bisa kumpul-kumpul karena pandemi,” kata kepala SDN Wonokusumo V/44 Surabaya, Drs. Sartono, MM.

Dalam sambutannya saat upacara hari Kartini, Satono menghimbau kepada siswi SDN Wonokusumo V/44 Surabaya agar mampu menjadi “Kartini-Kartini Baru” yang dapat berguna bagi bangsa dan negara Indonesia.
“Saya menghimbau siswi sekolah ini untuk selalu bisa mandiri dan tidak bermalas-malasan karena kaum perempuan merupakan ukuran suatu keberhasilan Negara. Kita bisa melihat baik buruknya suatu negara itu dilihat dari karakter perempuannya. Jika wanitanya rusak, maka rusaklah negara tersebut. Namun, jika wanitanya baik, maka baik pulalah negaranya,” tuturnya.

Lanjut Sartono, dalam ajaran agama Islam memandang wanita memiliki banyak keistimewaan dan lebih unggul dibandingkan laki-laki untuk beberapa urusan, misal dalam mendidik anak-anak saat kecil jelas lebih dominan ibu dibanding bapak.
Hal itu juga diamini guru kelas 6A SDN Wonokusumo V/44 Surabaya, Dhewi Ratih, yang memberi wejangan kepada anak didiknya agar jangan lupa jasa para pahlawan termasuk berterima kasih pada perjuangan Kartini yang bercita-cita agar terjadi persamaan hak antara pria dan wanita di bumi Indonesia.

“Sekarang tidak jarang kaum wanita yang kemampuannya menyamai bahkan melebihi kaum pria seperti ada menteri wanita. Bahkan, Indonesia pernah dipimpin oleh seorang wanita. Itu semua berkat perjuangan Kartini yang dikenal dengan Pahlawan Emansipasi Wanita,” katanya.(*)