GoodNewsSurabaya.ID – PangPut LH, ajang pemilihan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup, yang diadakan Tunas Hijau kerap menjadi sumber inspirasi bagi banyak sekolah untuk berkreasi dan berinovasi, seperti salah satunya bagi SDN Rangkah 1 Surabaya.
Demi mengikuti ajang PangPut LH dan sekolah Adiwiyata tahun 2018, SDN Rangkah 1 Surabaya melakukan trial and error terkait program lingkungan hidup di sekolah hingga akhirnya menjatuhkan pilihan pada budidaya GINJER PANDAWA, yakni akronim dari GINgseng, JERuk dan PANdan Wangi.
“Setelah melakukan rangkaian penelitian, sekolah kami memilih mengembangkan budidaya tanaman jeruk mini, pandan wangi dan gingseng. Bukan gingseng akar, tapi gingseng tanaman hias kolesom (Talinum Paniculatum) yang biasa dimanfaatkan bunga dan daunnya untuk obat stamina,” terang Ririn Wijayanti selaku tim perencana GPBLHS (Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah).
Lanjut Ririn, melalui GinJerPandaWa inilah mampu mengantarkan SDN Rangkah 1 Surabaya mengikuti ajang kompetisi PangPut LH dan Sekolah Adiwiyata tingkat kota tahun 2018, Sekolah Adiwiyata Propinsi tahun 2020 dan rencananya Sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2022.
“GinJerPandwa terus kami budidayakan dan kembangkan ragam pengolahannya sebagai modal mengikuti pemilihan sekolah adiwiyata tingkat nasional tahun depan 2022,” kata kepala sekolah SDN Rangkah 1 Surabaya, Suharti, S.Pd.
Menurut Suharti, salah satu produk unggulan untuk ajang Sekolah Adiwiyata Nasional 2022 yakni memodifikasi produk “Herbal Tea” berbahan daun Gingseng Jawa. Produk ini sudah berbentuk teh celup hasil kreasi dari siswa Najwa Almira kelas 4, yang mengantar dia menjadi nominasi putri lingkungan hidup tingkat kota tahun 2019.
“Herbal Tea hasil karya Najwa dan ibunya, ke depan akan kami bicarakan untuk pengembangan produknya. Seperti ijin BP POM dan ijin edarnya,” tutur Suharti yang menjabat kepala sekolah sejak Juli 2020.

Selain teh daun gingseng jawa, SDN Rangkah 1 Surabaya juga mengembangkan jeruk mini untuk sabun cuci tangan dan cuci piring. Serta mengembangkan daun pandan wangi untuk bahan puding, dll. Seluruh hasil produk olahan dari GinJerPandaWa itu biasanya dipamerkan dalam bazzar sekolah (sebelum pandemi).
“Seperti saat panen raya yang bertepatan dengan kegiatan pembagian/peminjaman buku pada Januari 2021. Semua hasil panen ikon sekolah habis dibeli para wali murid. Bahkan, bibit tanaman Ginseng Jawa, Jeruk Mini dan Pandan Wangi habis dibeli wali murid untuk dibudidayakan di rumahnya masing-masing,” ungkap Ririn.
Senada dengan itu, kepala sekolah menyatakan: “Terkait program Sekolah Adiwiyata kami melibatkan seluruh pendidik, tendik, peserta dan wali murid. Diawali dengan membentuk 18 pokja (kelompok kerja) terdiri atas pendidik, tendik dan siswa. Wali murid pun dilibatkan untuk memantau, evaluasi dan support, “ pungkas Suharti.

SDN Rangkah 1 Surabaya merupakan merger dari dua sekolah, SDN Rangkah I dan SDN Rangkah IV, dengan total siswa sebanyak 1.045 anak. Sekolah yang beralamat di jalan Kapas Krampung 47 Surabaya di sisi barat bersanding dengan Cassa Mall (lantai atas) sekaligus Pasar Krampung (lantai bawah).
Di sisi timur terdapat SDN Rangkah VI. SDN Rangkah I dan SDN Rangkah VI keduanya sama-sama sekolah Adiawiyata dan nominasi PangPut LH dari tahun ke tahun. Uniknya, kedua sekolah bertetangga ini selalu beda program dan produk olahan yang dihasilkan. (*)
saksikan berita video di bawah ini
IG : smpmuh13sby
Youtube: Official SPEMGALAS
WEB: smpmuh13sby.sch.id